Kamis, 11 Desember 2014

Mom Love You

Ibu...
Tiada kata yang mampu menggambarkan sosok sepertimu.
Semua kata indah adalah dirimu.
Tiada kilau mutiara yang mampu menandingi kilaumu
Tiada hangat yang mampu menandingi kehangatan kasihmu
Engkau adalah superheroku.
Saat suka maupun duka
Tangan itu adalah tangan yang tak pernah lelah menuntunku..
Kaki itu adalah kaki yang tak pernah letih mengiringiku.
Apa yang kau lihat, itu yang kulihat.
Apa yang kau dengar, itu yang ku dengar.
Yang baik bagimu adalah yang terbaik bagiku.
Cintamu bagai air yang megalir.
Tak pernah kering membasahi hati ini.
Maafkan aku, Ibu..
Kenakalanku, keras kepalaku, tangisku.
Tak pernah menjadi beban bagimu.
Ibu...
Maafkan anakmu ini

Senin, 03 November 2014

Yogyakarta (^_^)

Jogja and Sweet Memories


           Akhirnya kembali menjejakkan kaki di kota yang penuh dengan kekhasannya ini untuk waktu yang cukup lama. Yuppss.. Menimba ilmu sebanyak-banyaknya untuk bekal pulang ke kampung halaman adalah tugas utamaku disini. Bertemu orang-orang baru dari berbagai daerah degan karakteristik yang mereka bawa masing-masing, membuatku kaya akan pengetahuan baru. Adaptasi, yaaa... adaptasi wajib dan harus aku lakukan disini. Bukan hal mudah untuk beradaptasi dengan Kota Budaya ini. Pemikiran bahwa kota ini sama dengan kota Surakarta adalah hal yang tidak tepat. Jogja memiliki daerah yang lebih luas dibandingkan Surakarta. Namun, memiliki orang-orang atau masyarakat yang hampir sama dengan Surakarta. Mereka yang mengedepankan tata krama, unggah-ungguh dan prinsip hidup yang kuat. Pengalaman hidup di kota Surakarta sedikit banyak membantu untuk memahami karakteristik masyarakatnya. Keramahan masyarakatnya memberi kesan yang mendalam untuk dibingkai dalam kenangan yang indah.

             
      
            Hmmm... Bukan hal mudah untuk menjalani aktivitas ditempat yang baru dengan sedikit pengalaman yang ada. Mulai dari menghafal rute jalan sampai menemukan tempat-tempat unik yang sayang untuk dilupakan, adalah oleh-oleh termahal yang tidak bisa dibeli dimanapun. Tak jarang salah tempat,  tersesat dan menemukan daerah baru adalah hal yang hampir sering sekali terjadi. Inilah hal yang menarik dari cerita petualangan di kota Budaya. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman yang tak disangka.

              Banyaknya aktivitas yang dijalani mau tidak mau membuat jenuh dan menyita banyak waktu. Semua tugas pasti ingin diperhatikan (^_^). Tetapi, disela-sela kita mengerjaan tugas, sisakan waktu untuk sedikit menikmati hidup. Dan banyak orang bilang, mumpung ini di Jogja, ya.. Jogja, sayang sekali kalau hanya duduk diam dirumah tanpa menjelajah ke tempat-tempat menarik disini. Melakukan perjalanan disela-sela kesibukan menjadi agenda penting dan wajib untuk dilakukan ketika waktu luang itu ada. Bersama siapa saja, sahabat, adik dan teman berbagi kenangan dikota Jogja. Menikmati semua tugas-tugas yang menumpuk dengan berbagi canda tawa bersama teman juga menjadi hal yang sayang untuk dilewatkan. Berbagi semangat dengan mereka adalah ritual wajib yang menyenangkan untuk dilakukan.
              Ini baru tahap awal mengukir kenangan di kota Jogja. Perjalanan masih panjang dan masih banyak tempat dan kenangan yang sayang untuk dilewatkan. Terima kasih untuk inspirasi yang indah ini. #J.O.G.J.A

           

Minggu, 02 November 2014

Memahami Filsafat Dengan Caraku Sendiri

Entah apa yang membuat saya tiba-tiba teringat dengan kegiatan diawal perkuliahan bulan lalu. Sebuah diskusi dengan bahasan yang menarik mengenai Ontologi, dan Epistimologi. Berulang kali saya memikirkan keduanya. Apa hubungannya dengan Filsafat yang saya pelajari. Kemudian setelah membaca Elegi Menggapai Ada dan Elegi Menggapai Hakekat saya mencoba mengartikannya.

Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji dalam filsafat. Didalamnya memuat tentang pemahaman tentang pengetahuan filsafat itu sebenarnya dan struktur filsafat. Ontologi memuat banyak sekali filsafat, hampir semuanya ada didalam kajian ontologi. Misalnya metafisika, antropologi, logika, estetika, etika, Filsafat Matematik, Filsafat Hukum dan banyak lagi yang lainnya.

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret atau nyata. Ontologi membahas realitas atau suatu entitas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas.

Ilmu merupakan kegiatan untuk mencari suatu pengetahuan dengan jalan melakukan pengamatan atau pun penelitian, kemudian peneliti atau pengamat tersebut berusaha membuat penjelasan mengenai hasil pengamatan atau penelitiannya tersebut. Dengan demikian, ilmu merupakan suatu kegiatan yang sifatnya operasional. Jadi terdapat runtut yang jelas dari mana suatu ilmu pengetahuan berasal. Karena sifat yang operasional tersebut, ilmu pengetahuan tidak dapat menempatkan diri dengan mengambil bagian dalam pengkajiannya.

Dijelaskan dalam www.wikipedia.org bahwa ontologi memiliki 2 sudut pandang dalam pendekatan realitas yaitu :
  1. Kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak?
  2. Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.
Maka dapat disimpulkan bahwa ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu.

Sedangkan Epistimologi sering disebut sebagai ilmu pengetahuan atau teory pengetahuan. Didalamnya memuat cabang filsafat yang membicarakan mengenai hakikat ilmu, dan ilmu sebagai proses adalah usaha yang sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip kebenaran yang terdapat pada suatu obyek kajian ilmu.

Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya (validitasnya) pengetahuan. Epistimogi memiliki obyek dan tujuan. Obyek Epistimologi adalah semua proses yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Tujuan epistimologi adalah timbulnya keinginan yang memiliki potensi untuk memperoleh pengetahuan. 

Dalam wikipedia.org dijelaskan bahwa Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis.

Refleksi dari Perkuliahan Filsafat Ilmu yang diampu oleh Prof.Dr. Marsigit M.A
Selasa, 23 September 2014

Senin, 06 Oktober 2014

Kebenaran Dalam Filsafat


Banyak hal yang tak terduga dalam filsafat, tetapi itulah kebenaran yang sesungguhnya dalam filsafat. Banyak orang memberikan penililaian terhadap suatu hal hanya pada kualitas 1, 2, 3 dan seterusnya. Pengetauan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengkoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh kebenaran yang dicari telah kita jangkau,
1.  Vitalisme, merupakan kebenaran yang ditakdirkan. Manusia adalah mahkluk ciptaam Tuhan yang sempurna. Namun, pada kesempurnaan itu terdapat kekurangan pada diri manusia. Manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain karena semua unsur yang ada di alam ini berpasang-pasangan. Ada pagi dan malam, laki-laki dan perempuan, senang dan duka, serta banyak lagi yang lainnya. Manusia mengalami, menghayati, dan merasakan terhadap sesuatu  serta dibekali dua hal yaitu fatal dan fital. Fatal adalah takdir atau kodrat dan vital adalah potensi.
2.     Metafisik, adalah kebenaran yang tersembunyi yang berfilsafat. Seperti halnya diri dan jiwa kita. Seekor predator tidak akan berpikir mendalam jika akan memangsa sesuatu.
3. Fiksionism, adalah kebenaran dalam mimpi. Kebenaran yang tidak bisa direncanakan oleh manusia, karena mimpi terjadi secara sintomatik (perwujudan dari pikiran manusia sebelumnya yg terjadi dialam bawah sadar). Berbeda dengan kejadian diruang dan waktu yang bisa direncanakan.
4.    Konektifism, adalah kebenaran karena hubungan. Usaha mencari hubungan dari yang ada dan yang mungkin.
5.  Korespondensi, merupakan kebenaran karena kecocokkan. Pengalaman yang menjadikan manusia merasa cocok satu dengan yang lainnya.
6.  Koherensi, merupakan kebenaran karena logika. Kebenaran logika tidak harus cocok. Misalnya matematika, dalam perhitungannya tidak harus diwujudkan dalam kenyataan.
7.  Naturalisme atau filsafat alam, adalah kebenaran diwaktu lampau. Filsafat ini mengkaji tentang benda-benda seperti langit, bumi, bulan dan sebagainya. Naturalisme adalah filsafat pertama.
8.    Representatif, adalah kebenaran yang diwakilkan. Misalnya pemilihan pemimpin melalui pejabat dibawahnya.
9.     Holisism, adalah kebenaran yang suci.
10. Perfecsionism, adalah kebenaran dalam kesempurnaan. Keinginan untuk memiliki sesuatu yang sempurna. Walaupun pada akhirnya tidak seperti yang diharapkan.
11. Idealism, merupakan kebenaran yang dicita-citakan. Semua yang ada dipikiran kita yang dicita-citakan adalah idealisme.
Sekarang kita sadar bahwa semua pengetahuan yang sekarang ada dimulai dengan spekulasi. Dari serangkaian sekulasi ini kita dapat memilih buah pikiran yang dapatdiandalkan yang merupakan titik awal dari penjelajah pengetahuan. Tanpa menetapkan kriteria apa yang disebut benarmaka tidak mungkin pengetahuan lain berkembang diatas dasar kebenaran. Tanpa menetapkan apa yang disebut baik atau buruk maka kita tidak mungkin berbicara tentang moral. Demikian juga tanpa wawasan apa yng disebut indah atau jelektidak mungkin kita berbicara tentang kesenian.


Refleksi dari perkuliahan Filsafat yang diampu oleh Prof. Dr. Marsigit M.A
Selasa, 30 September 2014